Ekowisata:Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Perlu Ditingkatkan

Tanggal : 6 Juli 2007
Sumber : http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2007070603051415


BANDAR LAMPUNG (Lampost): Pemberdayaan masyarakat pesisir sebagai pelaku pariwisata sangat penting selain untuk menunjukkan identitas lokal. Selain itu, pemberdayaan juga untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang selama ini hidup di bawah garis kemiskinan.


Hal ini terungkap dalam diskusi bulanan yang membedah masalah pemberdayaan masyarakat dalam ekowisata di Sekretariat Cikal, kemarin.


Menurut Koordinator tim kreatif Cikal, Anfan, jika masyarakat pesisir bisa diberdayakan khususnya kegiatan pariwisata seperti membentuk kelompok industri kerajinan rumah tangga dengan membuat kerajinan baik makanan maupun kreasi seni. Hal ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak hanya memperoleh pencarian sebagai nelayan.


"Ini metode yang efektif sebagai solusi dari kebuntuan masyarakat pesisir yang mata pencarian utamanya sebagai nelayan tidak bisa lagi dijalankan akibat masih maraknya perusakan laut," kata Anfan.


Aktivis lingkungan yang juga seniman serbabisa ini juga menilai jika sendi-sendi perekonomian masyarakat pesisir (nelayan, red) sudah benar-benar hilang akibat aksi illegal fishing. Seluruh stake holders®MDUL¯ harus mampu menciptakan mata pencarian baru buat nelayan tradisional. Salah satu caranya pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu pelaku utama pariwisata.


Ia mencontohkan kondisi yang terjadi pada masyarakat pesisir Teluk Kiluan yang harus kehilangan mata pencarian yang sudah ditekuni sejak zaman nenek moyang sebagai nelayan pancing kini harus kehilangan mata pencarian karena illegal fishing. "Harus ada solusi yang tepat untuk ini semua, karena pemerintah dan aparat sepertinya setengah hati dalam menangani illegal fishing," ujar dia.


Kini, Yayasan Cikal berupaya mewadahi masyarakat Teluk Kiluan untuk memiliki keterampilan dalam membuat kerajinan tangan dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang ada di Teluk Kiluan, mengingat saat ini jumlah wisatawan asing yang datang ke pusat konservasi lumba-lumba dan penyu ini terus meningkat.


Senada dengan Anfan, Ketua Cikal, Riko Stefanus mengatakan kegiatan ekowisata telah banyak membantu perekonomian masyarakat Teluk Kiluan dari yang semula hanya sebagai nelayan pancing biasa. "Lahan pencarian mereka diusik dengan illegal fishing dan perburuan lumba-lumba, sekarang sebagai kawasan konservasi, masyarakat setempat berupaya menjaga Teluk Kiluan dari aksi illegal fishing meskipun tanpa bantuan dari pemerintah daerah," kata Riko Stefanus.


Sementara itu, Fadliansyah, aktivis lainnya, menilai jika pemerintah daerah gagal dalam menangani illegal fishing di perairan Lampung sehingga mengakibatkan Lampung mengalami kerugian yang cukup besar dalam hal sumber daya hayati kelautan. "Kami tidak tahu apa sebenarnya fungsi kelautan dan perikanan dalam menangani aksi illegal fishing di Lampung karena jangankan berkurang, aksi illegal fishing justru makin marak terjadi," kata Fadliansyah.


Ia melihat jika pemerintah seperti menutup mata terhadap illegal fishing, padahal potensi kelautan sangat besar untuk diberdayakan dengan cara-cara yang sesuai aturan. "Nelayan Lampung itu sebenarnya bisa hidup sejahtera jika pemerintah benar-benar memperhatikan karena potensi kelautan kita cukup besar." SWA/E-2


0 komentar: