Tanggal : 8 September 2006
Sumber : http://www.suarantb.com/2006/09/08/Tokoh/index.html
KETUA Forum Kerja Sama Pondok Pesantren (FKSPP) NTB, TGH. Syafwan Hakim, mendukung langkah Pemprop NTB, khususnya Dinas Perikanan dan Kelautan NTB memberdayakan masyarakat pesisir yang selama ini hidup dalam kondisi memprihatinkan. Padahal, masyarakat pesisir mempunyai sumber penghasilan yang sangat luas yakni lautan. Namun hal itu belum dibarengi dengan upaya dan kerja keras, sehingga membuat hidup mereka masih membutuhkan uluran tangan.
''Kami mendukung berbagai program pemerintah, khususnya dalam upaya memperbaiki kehidupan nelayan atau masyarakat pesisir. Nelayan masih berada di bawah garis kemiskinan dan membutuhkan perhatian serius dari pemerintah serta tokoh agama seperti kami,'' ujar pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Barat itu di Hotel Jayakarta, Rabu (6/9) malam.
Selama ini, lanjut Syafwan, nelayan NTB memanfaatkan laut dan segala macam isinya baru sebagian kecil, yakni isi kecil-kecil saja. Sementara, isi laut mulai dari yang sedang hingga paling besar belum disentuh. ''Setidaknya dengan melibatkan kalangan pondok pesantren, terutama dalam memberikan pencerahan dan pemahaman di kalangan nelayan, seperti khotbah pesisir harus tetap dilakukan,'' saran Syafwan, seraya menambahkan, masalah pelestarian biota laut dari pengerusakan juga tetap dikedepankan.
Pada bagian lain, lanjutnya, FKSPP juga menekankan pada masyarakat pesisir dan miskin lainnya mengenai pentingnya mengubah pola kehidupan, tanpa hanya mengandalkan bantuan orang lain. Kehidupan, ujarnya, tak akan berubah, jika yang bersangkutan tidak merubah nasibnya sendiri. ''Menjadi pengusaha ikan atau mutiara merupakan pekerjaan mulia. Malahan, Nabi Muhammad SAW, dulunya adalah seorang pedagang,'' ujarnya. (ham)
Sumber : http://www.suarantb.com/2006/09/08/Tokoh/index.html
KETUA Forum Kerja Sama Pondok Pesantren (FKSPP) NTB, TGH. Syafwan Hakim, mendukung langkah Pemprop NTB, khususnya Dinas Perikanan dan Kelautan NTB memberdayakan masyarakat pesisir yang selama ini hidup dalam kondisi memprihatinkan. Padahal, masyarakat pesisir mempunyai sumber penghasilan yang sangat luas yakni lautan. Namun hal itu belum dibarengi dengan upaya dan kerja keras, sehingga membuat hidup mereka masih membutuhkan uluran tangan.
''Kami mendukung berbagai program pemerintah, khususnya dalam upaya memperbaiki kehidupan nelayan atau masyarakat pesisir. Nelayan masih berada di bawah garis kemiskinan dan membutuhkan perhatian serius dari pemerintah serta tokoh agama seperti kami,'' ujar pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri Lombok Barat itu di Hotel Jayakarta, Rabu (6/9) malam.
Selama ini, lanjut Syafwan, nelayan NTB memanfaatkan laut dan segala macam isinya baru sebagian kecil, yakni isi kecil-kecil saja. Sementara, isi laut mulai dari yang sedang hingga paling besar belum disentuh. ''Setidaknya dengan melibatkan kalangan pondok pesantren, terutama dalam memberikan pencerahan dan pemahaman di kalangan nelayan, seperti khotbah pesisir harus tetap dilakukan,'' saran Syafwan, seraya menambahkan, masalah pelestarian biota laut dari pengerusakan juga tetap dikedepankan.
Pada bagian lain, lanjutnya, FKSPP juga menekankan pada masyarakat pesisir dan miskin lainnya mengenai pentingnya mengubah pola kehidupan, tanpa hanya mengandalkan bantuan orang lain. Kehidupan, ujarnya, tak akan berubah, jika yang bersangkutan tidak merubah nasibnya sendiri. ''Menjadi pengusaha ikan atau mutiara merupakan pekerjaan mulia. Malahan, Nabi Muhammad SAW, dulunya adalah seorang pedagang,'' ujarnya. (ham)
0 komentar:
Posting Komentar