Nelayan Perlu Lebih Diberdayakan

Tanggal : 5 Desember 2006
Sumber : http://www.balipost.co.id/balipostcetaK/2006/12/5/e1.htm


NELAYAN
dan petani bisa dibilang sama saja nasibnya. Keduanya sama-sama miskin dan kurang ada yang mau peduli. Padahal kalau kita mau jujur, tanpa petani dan nelayan hidup bangsa ini takkan makmur. Bahkan bisa melarat. Siapa bisa hidup tanpa makan (nasi - red).

Alam Indonesia dikenal sangat lengkap dan kaya. Maka tak mengherankan Koes Ploes mengibaratkannya sebagai kolam susu. Tongkat, kayu dan batu bahkan jadi tanaman. Namun kenapa nelayan dan petaninya tetap miskin dan melarat. Apa yang tak beres di balik itu semua?


Secara fakta produksi kelautan kita cukup melimpah. Belum lagi yang dicuri oleh nelayan asing. Bahkan, realisasi ekspor perikanan dan kelautan Bali terus meningkat dan nilainya mencapai puluhan juta dolar per tahunnya. Namun tetap saja nelayan masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Tak berbeda nasibnya dengan petani yang kini kelimpungan karena harga pupuk naik cukup tinggi, nelayan pun menghadapi berbagai persoalan yang tak kalah peliknya.


Di samping faktor alam yang selama setahun ini kurang bersahabat, sehingga nelayan kesulitan melaut, faktor-faktor lainnya pun turut pula memberatkan. Sebut saja persoalan BBM yang hingga kini masih menjadi salah satu problem mendasar bagi nelayan dan pengusaha perikanan untuk melaut.


Kenaikan yang relatif tinggi pada Oktober tahun lalu menyebabkan membengkaknya biaya operasional penangkapan ikan. Padahal di sisi lain, negara-negara yang juga menekuni industri ini memberikan insentif yang tidak sedikit pada pelakunya sehingga harga jual produknya punya daya saing.


Kondisi ini berbeda dengan yang terjadi di Bali. Kenaikan BBM tentu saja akan secara otomatis mendongkrak harga jual produk perikanan tangkap. Tuna, misalnya, komoditi yang menjadi andalan Bali di sektor perikanan ini mesti mengalami penurunan tangkapan karena sebagian besar kapal penangkapnya tidak bisa melaut. Persoalan BBM menjadikan pengusaha kapal penangkapan ikan tuna mesti berpikir berpuluh-puluh kali untuk melakukan pelayaran mencari tuna di lautan bebas.


Di sisi lain kenaikan harga BBM ini menyebabkan perikanan budi daya lebih mengemuka. Ambil contoh saja pusat pembudidayaan ikan di Gondol, Buleleng. Pusat pembudidayaan ikan ini sudah bisa melakukan ekspor bibit ikan dalam jumlah besar. Kemungkinan dan prospek dari keberadaan budi daya perikanan ini pun akan lebih cerah menyusul mulai berkurangnya populasi perikanan yang ada di lautan lepas.


Dari sudut pandang lingkungan, keberadaan perikanan budi daya ini jelas jauh lebih bersahabat. Pasalnya melalui pembudidayaan, populasi ikan bisa dihasilkan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Nelayan pun sebenarnya bisa memperoleh tambahan pendapatan yang tidak sedikit jumlahnya bila menekuni budi daya perikanan ini.


Terlebih kini ada beberapa negara yang menuntut produk perikanan yang masuk ke negaranya bebas dari bahan-bahan kimia. Melalui pembudidayaan, asupan bahan kimia ke dalam tubuh ikan tentu bisa dibatasi bahkan dihilangkan. Di beberapa negara maju pun, seperti Uni Eropa dan AS, tuntutan terhadap produk perikanan yang berkelanjutan juga makin mengemuka.


Bahkan di Jepang, para ilmuwannya sudah mulai mencoba membiakkan tuna sehingga mereka tidak lagi terlalu bergantung dengan produk tuna tangkapan di laut. Melihat kenyataan itu sudah semestinya kita tak berpeluk tangan dan hanya terbuai dengan pendapatan di sektor pariwisata yang nyata-nyata sangat rentan dan labil. Laut yang luas dengan ikannya yang melimpah serta jumlah nelayan yang cukup banyak merupakan modal yang bisa diandalkan untuk membangun ekonomi rakyat dari potensi yang selama ini kurang diseriusi itu.


1 komentar:

Amisha

20 April 2019 pukul 21.19

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut