Nelayan Aluh Aluh Nekat Melaut

Tanggal : 22 Februari 2008
Sumber : http://banjarkab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1259&Itemid=9


MARTAPURA, BPOST - Agar tetap mendapat penghasilan untuk menghidupi keluarga, puluhan nelayan Aluh Aluh Banjar nekat melaut meski gelombang di pesisir pantai di kawasan ini sangat tinggi. Mereka rela mempertaruhkan nyawanya di antara debur ombak setinggi 3-5 meter.


Seorang nelayan, Baseran mengaku tetap melaut meski risiko perahu mereka terbalik. Tapi, karena cuaca sedang buruk, hasil tangkapan para nelayan setempat merosot cukup tajam.


"Biasanya, kami bisa mendapat uang Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu, tapi sejak ada angin kencang dan ombak besar seminggu terakhir, penghasilan kami merosot tajam. Sehari kami hanya dapat uang Rp 25 ribu," kata Baseran, Rabu (20/2).


Menurutnya, para nelayan nekat melaut pada siang hari, karena anginnya relatif agak kecil. Mereka harus sampai rumah sore hari karena pada malam hari angin dan gelombang laut sangat besar. Jika malam hari, dipastikan tidak ada nelayan yang berani melaut karena gelombangnya sangat tinggi.


Baseran, mengatakan, puluhan nelayan rekannya tidak berani melaut karena takut perahunya terguling. Mereka memilih memperbaiki jaring dan perahu yang rusak. Mereka istirahat dari melaut selama beberapa hari ke depan sambil menunggu badai reda.


Pambakal Desa Podok Aluh Aluh Banjar Mahlan, mengatakan, akibat badai besar di pesisir pantai desanya, sebanyak 70 nelayan di desanya beralih profesi menjadi petani. Mereka terpaksa bertani sambil menunggu badai laut mereda.


"Kebetulan saat ini sudah masuk musim tanam, jadi mereka memanfaatkan istirahat melaut untuk bercocok tanam. Kalau badai sudah reda, nelayan akan kembali melaut," kata Mahlan.


Dia mengakui ada beberapa nelayan di desanya yang nekat melaut meski angin di laut cukup kencang. Tapi, biasanya para nelayan ini hanya melaut saat siang, dan malam harinya pulang karena angin kencang. Akibat badai tersebut, kata dia, penghasilan nelayan merosot, sekarang tinggal 25 persen.


"Bahkan ada nelayan yang hanya begadang karena tidak dapat tangkapan," kata Mahlan.


Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Banjar, Mh Suhadi mengatakan, saat badai besar seperti ini kebanyakan nelayan Banjar istirahat menunggu badai reda. Menurutnya, sebagian besar nelayan di kawasan pantai Aluh Aluh hanya untuk sampingan, sementara pekerjaan utama mereka adalah bertani. (sig)


AWAS GELOMBANG TINGGI :

Tinggi Gelombang Berbahaya Untuk

• 2 sampai 2,5 meter Kapal tongkang dan nelayan
• 2,5 sampai 3 meter Kapal roro/fery
• Di atas 3,5 meter Semua jenis kapal wajib mewaspadai

0 komentar: