Sumber : http://bentara-online.com/main/index.php?option=com_content&task=view&id=1161&Itemid=3
Potensi sumber daya laut yang berada hak ulayat Suku Kamoro sangat melimpah. Suku Kamoro dikenal dengam masyarakat nelayan. Kekayaan sumber daya alam disektor perikanan dapat mensejahteraan masyarakat. Potensi dan peluang ini dilirik oleh Gereja Katolik di Keuskupan Timika untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Suku Kamoro.
Keprihatinan Keuskupan Timika dilaksanakan dalam mengumpul dan menampung ikan yang mampu dijual dipasaran. Keuskupan Timika melalui Koperasi Maria Bintang Laut bekerjasama dengan Sosial Lokal Development PTFI untuk membeli ikan dari sekitar ratusan nelayan dari Masyarakat Suku Kamoro.
Pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat Suku Kamoro dalam membeli hasil tangkapan ikan sudah dilaksanakan sejak Mei 2006. Demikian dijelaskan Pengurus Koperasi Maria Bintang Laut, Sr Yulia kepada wartawan di Ujung Tanggul Barat, Sabtu (16/2).
Sr Yulia menjelaskan, koperasi menampung ikan dari Neyalan Masyarakat Suku Kamoro demi peningkatan kesejahteraan mereka. Koperasi membeli Ikan dari nelayan seharga Rp 8000 perkilogram langsung diambil dan ditimbang ditempat para nelayan berkumpul yakni di Ujung Tanggul Barat.
“Kegiatan ini sudah berjalan hamper dua tahun dan realisasinya bahwa para nelayan dari Masyarakat Suku Kamoro sangat mendukung bahwa ikan tangkapan mereka dijual kepada Koperasi. Disamping itu, koperasi juga menyediakan bahan bakar minyak (BBM) kepada nelayan serta menyediankan sembilan bahan pokok (Sembako) sehingga mereka langsung membeli untuk kebutuhan keluarga,” jelasnya.
Sr Yulia mengatakan, sarana dan prasarana kepada nelayan Masyarakat Suku disediakan oleh Perusahaan seperti mesin perahu, jaring dan kebutuhan lainnya. Koperasi membina sejumlah kampong di Distrik Mimika Timur Jauh seperti Kampung Nawaripi, ampung Koperapoka, Kampung Nayaro, Kampung Otakwa, Kampung Pulau Karaka, Kampung Fanamo dan Omawita.
“Kami menimbang dan membeli ikan-ikan dari nelayan yang sangat bagus untuk didistribusikan kepada konsumen kami di Rumah Sakit Mitra Masyarakat. Setiap kali menimbang sebanyak 1,5 ton,” jelasnya.
Mama Bibiana Tapawe mengaku, nelayan dari Masyarakat Suku Kamoro sangat diuntungkan dari apa yang dilakukan oleh Koperasi ini, sebab para tidak lagi menghabiskan ongkos transportasi ke Kota Timika untuk menjual ikan di pasar. Petugas dari Koperasi langsung menimbang ikan ditempat yang sudah ditentukan.
Group Leader dari Social Local Development PTFI, Yahya Alkatiri menjelaskan, perusahaan sangat mendukung disetiap pembinaan dan pemberdayaan serta pendampingan kepada semua suku di lingkungan operasional PT Freeport Indonesia . Pemberdayaan nelayan masyarakat Suku Kamoro bekerjasama dengan keuskupan Timika untuk membina nelayan terhadap potensi ikan yang sangat melimpah.
Kekayaan sumber daya laut di wilayah hak ulayat Suku Kamoro terus diberikan perhatian dan menjadi tanggungjawab perusahaan dalam mensejahteraan masyarakat. Disamping itu, perusahaan juga menyiapkan bus untuk masyarakat yang mengangkut hasil tangkapan mereka untuk dijual di Pasar Timika.
“Potensi ikan di Nelayan Suku Kamoro sangat banyak sehingga pemberdayaan terus dilakukan dengan bekerjasama dengan Keuskupan Timika yang dikelola oleh Koperasi Maria Bintang Laut,” jelas Alkatiri. (markus makur)
0 komentar:
Posting Komentar